www.epindo.com - Pagi hari bertepatan dengan Libur Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW, Minggu (26/1/25), keramaian di Pasar Wonoasih sangat terasa. Lalu lintas yang biasanya lancar di depan pasar pagi ini terhambat akibat banyaknya becak yang parkir di badan jalan, ditambah dengan kendaraan pengantar pembeli yang menunggu dan parkir sembarangan di pinggir jalan, membuat ruas jalan semakin sempit.
Banyak pengunjung datang ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari maupun persiapan peringatan Isro' Mi'roj. Mereka membeli bahan makanan dan jajanan pasar khas Probolinggo.
Di Probolinggo, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat untuk memperingati Isro' Mi'roj dengan membawa berbagai makanan khas buatan ibu-ibu ke masjid atau musholla. Di hampir setiap rumah, ibu-ibu sibuk menyiapkan hidangan tersebut.
Di area parkir Pasar Wonoasih, terlihat sepeda motor berjejer panjang memenuhi halaman parkir. Seorang juru parkir yang biasa dipanggil Tole pun merasa bersyukur, karena parkirannya penuh, yang berarti pemasukan mereka bertambah.
"Alhadulillah pengunjung pasar penuh, ini berkah Istro' Mi'roj, tambah rejeki" ucapnya sumringah.
Sementara itu, Bu Win, seorang ibu rumah tangga asal Desa Kedopok, yang sedang berada di tempat parkir, mengungkapkan bahwa pasar hari itu sangat ramai, karena banyak orang belanja untuk persiapan peringatan Isro' Mi'roj. Mengingat waktu yang semakin siang, ia merasa harus segera pulang, khawatir terlambat memasak.
"Saya su-kesusu ini, pasar ramai, desak-desakan, sekarang isro' mi'roj, kita bawa makanan ke Musholla kumpul di Musholla, saya sudah biasa buat makanan, ya semua tetangga buat makanan," katanya.
Di dalam pasar, seorang pedagang ikan laut, Pak Usmin, dengan semangat melayani pembeli yang antri. Ia mengatakan hari itu dagangannya laris, karena banyak warga yang datang untuk menyambut Isro' Mi'roj.
"Hari ini dagangan cukup laku, karena banyak orang yang belanja untuk merayakan Isro' Mi'roj, makanya pasar jadi ramai," katanya.
Usmin menjelaskan, sehari-hari ia membeli ikan di Mayangan menggunakan sepeda motor atau kadang-kadang pick-up, kemudian membawanya ke Pasar Wonoasih untuk dijual oleh istrinya. Namun kali ini, karena istrinya harus ke luar kota, ia yang menggantikan berjualan.
"Biasanya saya ini hanya kulakan di Mayangan, yang jualan disini istri saya, karena dia ndak bisa, saya gantikan jualan, Isro' mi'roj ramai, jadi eman klo ndak jualan," terang Pak Usmin dengan senang. (Lan)